Cari Blog Ini

Laman

Senin, 17 Oktober 2011

Perjalanan Herbal

“bismillahirrahmanirrahim,,,”
Kali ini saya ingin berbagi kisah saya ketika berkunjung ke BPTO, Tawangmangu, dalam rangka praktikum Herbal. Sebenarnya, kunjungan sudah sejak Kamis lalu, tanggal 13 Oktober 2011. Namun, baru bisa menuangkannya hari ini, sekaligus merecall untuk pembuatan laporan praktikum, hehe,,

BPTO (Balai Penelitian Tanaman Obat) yang sekarang disebut B2P2TOOT (Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisonal) merupakan sebuah institusi yang bergerak dalam bidang penelitian serta pengembangan ilmu kesehatan khususnya mengenai herbal. Herbal merupakan salah satu jenis pengobatan medis yang menggunakan tanaman alam yang sudah melalui penelitian dan terbukti khasiatnya.

Rabu, 01 Juni 2011

Posyandu Lansia

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Menurut Pusat Statistik, jumlah Lansia di Indonesia sampai pada tahun 2010 diperkirakan sekitar 23,9 juta jiwa atau sekitar 9,77% dari jumlah penduduk total, dan jumlah ini meningkat terus menerus secara signifikan (Hanim dkk, 2010). Data lain yaitu menurut laporan data demografi penduduk internasional yang dikeluarkan oleh Bureau of the Census United States of America (1993), dilaporkan bahwa Indonesia pada tahun 1990-2025 akan mengalami kenaikan jumlah Lansia sebesar 414%, yang merupakan angka yang paling tinggi di seluruh dunia. Hal ini merupakan konsekuensi logis berhasilnya pembangunan, yaitu bertambahnya usia harapan hidup dan bertambah banyaknya jumlah Lansia di Indonesia (Darmojo, 2007).

Ansietas

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Gangguan kecemasan dan gangguan tidur merupakan salah satu gejala klinis gangguan jiwa yang paling sering. Gejala ini dapat mengganggu kelangsungan hidup penderita karena tidak tenang. Gangguan kecemasan dan gangguan tidur dapat ditimbulkan oleh trauma oleh suatu kejadian.
Seperti pada skenario, Nn. S, usia 25 tahun, mahasisiwi, datang ke puskesmas dengan keluhan tidak bisa melihat. Keluhan tersebut sudah timbul sejak 2 tahun yang lalu setelah melihat kakak tertuanya pacaran melebihi batas, sehingga pasien terkejut dan pingsan. Ketika sadar dari pingsannya, pasien mulai mengeluh tidak bisa melihat. Anehnya, walaupun buta, pasien masih bisa menonton acara televisi dengan baik seperti sebelum sakit. Di samping itu, pasien juga mengeluh susah tidur dan sering merasa cemas. Akibat gangguan tersebut pasien dikeluarkan dari tempat kuliahnya. Dari anamnesis lebih lanjut diketahui bahwa pasien sangat mengindolakan kakaknya sebagai seorang yang pandai, taat beragama, rajin, dan sukses dalam bekerja.

Selasa, 31 Mei 2011

Infeksi Jamur

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Pada skenario 2 Blok Kulit terdapat seorang laki-laki, 45 tahun, pekerjaan supir angkutan yang bekerja dari pagi hingga sore, mengeluh gatal pada kedua lipat paha. Keluhan dirasakan sejak 3 minggu yang lalu. Keluhan tersebut didahului munculnya bercak kemerahan yang semakin melebar. Rasa gatal terutama dirasakan saat berkeringat atau beraktifitas. Rasa sangat gatal ini oleh pasien sering digaruk hingga kulitnya lecet dan pedih. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan plakat eritematosa, skuama, papul, bagian tepi aktif dengan central healing. Dilakukan pemeriksaan kerokan lesi kulit dengan KOH 10% ditemukan hifa dan spora. Oleh dokter diberikan obat anti jamur topical dan oral. Pasien dianjurkan menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
Pada pembelajaran KBK-PBL (Kurikulum Berbasis Kompetensi–Problem Based Learning), skenario dalam tutorial diharapkan dapat menjadi trigger atau pemicu untuk mempelajari ilmu-ilmu dasar biomedis dan klinik sesuai dengan sasaran pembelajaran yang sudah ditetapkan. Sasaran pembelajaran yang telah ditentukan antara lain: mampu menjelaskan berbagai jenis Ujud Kelainan Kulit (UKK), jenis pemeriksaan kulit dan interpretasinya, diagnosis banding, penatalaksanaan dan prognosis penderita.
Berdasarkan hal di atas, penulis berusaha untuk mencapai dan memenuhi sasaran pembelajaran tersebut selain melalui tutorial tetapi juga melalui penulisan laporan ini. Penulisan laporan ini diharapkan dapat dijadikan bahan pembelajaran mahasiswa yang bersangkutan dan bahan evaluasi sejauh mana pencapaian sasaran pembelajaran yang sudah didapatkan.

THT

BAB II
STUDI PUSTAKA

A.    ANATOMI - FISIOLOGI FARING
Faring adalah suatu kantung fibromuskuler yang bentuknya seperti corong, yang besar di bagian atas dan sempit di bagian bawah. Ke atas, faring berhubungan dengan rongga hidung melalui koana, ke depan berhubungan dengan rongga mulut melalui isthmus faucium, sedangkan dengan laring di bawah berhubungan melalui aditus pharyngeus, dan ke bawah berhubungan esofagus.

Abortus Iminens

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG MASALAH
Perdarahan selama kehamilan dapat dianggap sebagai suatu keadaan akut yang dapat membahayakan ibu dan anak, sampai dapat menimbulkan kematian, sebanyak 20% wanita hamil pernah mengalami perdarahan pada awal kehamilan dan sebagian mengalami abortus. Hal ini tentu akan menimbulkan masalah bagi wanita seperti tekanan psikologis dan masalah kesehatan lainnya, sehingga ditinjau dari berbagai aspek, keadaan ini harus ditangani secara cepat, tepat, dan sesuai dengan kondisi pasien. (Anonim, 2007)

Penyuluhan Penyakit Menular Seksual (PMS)

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Penyakit Menular Seksual (PMS) adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seks. Penyakit menular seksual akan lebih beresiko bila melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan baik melalui vagina, oral maupun anal. PMS dapat menyebabkan infeksi alat reproduksi yang harus dianggap serius. Bila tidak diobati secara tepat, infeksi dapat menjalar dan menyebabkan penderitaan, sakit berkepanjangan, kemandulan dan bahkan kematian. Wanita  lebih beresiko untuk terkena PMS lebih besar daripada laki-laki sebab mempunyai alat reproduksi yang lebih rentan. Dan seringkali berakibat lebih parah karena gejala awal tidak segera dikenali, sedangkan penyakit melanjut ke tahap lebih parah.Oleh karena letak dan bentuk kelaminnya yang agak menonjol, gejala PMS pada laki-laki lebih mudah dikenali, dilihat, dan dirasakan. Sedangkan pada perempuan sebagian besar gejala yang timbul hampir tak dapat dirasakan.